PAI IX II BAB 8 BERIMAN KEPADA QADA' DAN QADAR



A. Pengertian Qada dan Qadar

Mengimani qada dan qadar berarti meyakini bahwa segala sesuatu nasib baik dan buruk yang menimpa manusia sudah diatur dengan batasan-batasan tertentu. Umat manusia tidak dapat mengetahui qada dan qadar sebelum peristiwa qada dan qadar itu terjadi.

Qada dan qadar merupakan suatu istilah yang saling berkaitan terhadap kehidupan umat manusia. Namun, qada dan qadar mempunyai pengertian yang berbeda.


Qada dan qadar sering dikenal sebagai ungkapan lain dari kata “takdir“. Takdir merupakan suatu yang berkaitan dengan kehidupan itu sendiri. Hukum dari takdir bersinggungan dengan sebab dan akibat yang saling mempengaruhi terhadap hasil takdir.


Qada secara bahasa bermakna ketetapan, keputusan, pelaksanaan. Pengertian secara etimologinya menjelaskan bahwa qada merupakan suatu ketetapan, keputusan, pelaksanaan atas umat manusia yang telah di tetapkan oleh Allah pada zaman azali.


Qadar secara bahasa bermakna sebagai ukuran atau pertimbangan. Secara etimologi menjelaskan bahwa qadar merupakan suatu ketetapan Allah berdasarkan ukuran pada setiap diri umat manusia sesuai kehendak-Nya pada zaman azali. Makna secara luas dari qadar yaitu bahwa qadar merupakan gambaran kepastian mengenai hukum Allah.

 



B. Perbedaan Qada dan Qadar

Qada adalah ketetapan kelak kita akan menjadi apa, sedangkan qadar adalah realisasi Allah atas qada terhadap diri kita sesuai kehendak-Nya.

 

Dalam hakikatnya, tidak ada sebuah peristiwa yang menimpa kita merupakan sebuah kebetulan karena semua sudah menjadi qada dan qadar-Nya. Keterangan mengenai qodo dan qadar tersebut dijelaskan dalam firman Allah berikut:

 

Pada Surah Al-Hadid ayat 22 :

Artinya:  “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum kejadiannya.” (Q.S. Al-Hadid: 22)
Pada Surah ar-Ra'd ayat 8 :

Artinya: “Dan segala sesuatu, bagi Tuhan telah ada hinggaannya (jangkanya).” (Ar-Ra'd:8)

Serta dalam Surah Al-A’la ayat 3 :

Artinya: “Dan (Tuhanmu) yang telah menentukan, kemudian menunjukkan.” (Al-A’la: 3)

 Meskipun pada hakikatnya qada dan qadar manusia ditentukan oleh Allah, manusialah yang menjadi penentu dalam takdirnya sendiri. Allah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk berikhtiar sehingga dapat mendorong seorang hamba memaksimalkan potensi yang telah Allah anugerahkan. Kemudian manusia dianjurkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah sambil tetap bersandar kepada segala ketetapan Allah.



C. Macam-Macam Takdir

Takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengetahui mana yang termasuk takdir muallaq dan takdir mubram. Berikut penjelasan lanjut terkait dengan takdir muallaq dan takdir mubram.




1. Takdir Muallaq

Takdir muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Makna harfiahnya, takdir muallaq merupakan takdir yang Allah tetapkan bergantung dengan peran serta umat manusia melalui ikhtiarnya.


Manusia diberi Allah kesempatan untuk berusaha semaksimal mungkin, sedangkan hasil akhirnya akan ditetapkan Allah.


Terdapat beberapa contoh peristiwa yang berkaitan dengan takdir muallaq dalam kehidupan manusia, diantaranya sebagai berikut:

1.  Jika ingin pandai dan unggul dalam suatu bidang, maka kita harus belajar dan berusaha lebih keras dibanding yang lain.

2.  Ketika menginginkan tubuh yang sehat, maka kita harus menjaga pola makan dan hidup yang sehat serta rutin melakukan olahraga.

3.  Kesuksesan bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah ketika gagal, tanggung jawab dan percaya diri.

Supaya kita pandai, unggul, sehat, dan sukses dalam hidup maka harus berusaha maksimal untuk meraihnya, bukan diam pasrah menunggu nasib. Sehingga, dalam takdir muallaq manusia mendapat kesempatan untuk berusaha sebaik dan semampunya agar mencapai seperti apa yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah ar-Ra'd ayat 11 berikut.

Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (Q.S. ar-Ra'd : 11)

2. Takdir Mubram

Takdir mubram secara bahasa berarti sesuatu yang tidak dapat dihindari atau dielakkan sehingga merupakan sesuatu yang sudah pasti. Secara harfiah, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak Allah terhadap umat manusia sehingga manusia tidak bisa menghindarinya.

Namun, sebagai hamba, manusia boleh berusaha berikhtiar dan berdoa memohon diringankan yang menjadi ketentuan mutlak Allah dalam takdir mubram.

Berikut beberapa peristiwa sebagai wujud takdir mubram pada umat manusia:

1.  Kematian, takdir ini merupakan takdir mutlak yang hanya Allah yang mengetahuinya. Manusia tidak dapat menghindar dari peristiwa kematian. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk senantiasa berikhtiar dan berdoa agar dianugerahi amal saleh dan khusnul khatimah ketika meninggal.

2.  Musibah, kecelakaan. Bukan suatu kebetulan jika terjadi kecelakaan disekitar kita. Allah telah mengatur hal ini. Hal seperti demikian dapat kita cegah dengan melakukan amal kebajikan semisal bersedekah. Hal ini karena salah satu dari hikmah bersedekah adalah dihindarkan dari musibah.

Sumber : https://saintif.com/qada-dan-qadar/ dengan perubahan

 

Tidak ada komentar: