Selasa depan, 1 September 2020 ► Ulangan Bab 3 Hormat dan Taat Kepada Orang Tua
dan Guru
dan Bab 7 Optimisme, Ikhtiar dan Tawakal +Tajwid
Islam akan tetap sukses dengan atau
tanpa dirimu. Sementara di sisi lain, kamu tidak akan pernah benar-benar sukses
tanpa Islam.
Optimis, Ikhtiar,
dan Tawakal
▼
Optimis,
ikhtiar, dan tawakal
merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap mukmin. Ketiganya menjadi kunci meraih kesuksesan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Semua manusia pasti ingin meraih kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengamalkan ketiga sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.
merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap mukmin. Ketiganya menjadi kunci meraih kesuksesan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Semua manusia pasti ingin meraih kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengamalkan ketiga sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap optimis
akan menambah
semangat dan kekuatan dalam meraih cita-cita. Tidak cukup hanya optimis, harus ada usaha nyata guna meraih cita-cita tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga dan berdoa, pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt. Kepasrahan kepada Allah Swt. akan membuat hidup kita tenang dan senantiasa bersyukur. Tidak sedikit orang yang berprasangka buruk kepada Allah Swt. karena cita-cita atau keinginannya tidak tercapai. Allah Swt. Maha Berkehendak, manusia hanya bisa berusaha sedangkan Allah Swt. yang menentukan.
semangat dan kekuatan dalam meraih cita-cita. Tidak cukup hanya optimis, harus ada usaha nyata guna meraih cita-cita tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga dan berdoa, pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt. Kepasrahan kepada Allah Swt. akan membuat hidup kita tenang dan senantiasa bersyukur. Tidak sedikit orang yang berprasangka buruk kepada Allah Swt. karena cita-cita atau keinginannya tidak tercapai. Allah Swt. Maha Berkehendak, manusia hanya bisa berusaha sedangkan Allah Swt. yang menentukan.
A. OPTIMIS
Optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif
dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis,
yang berarti sifat orang yang selalu berpandangan negatif dalam menghadapi
segala hal atau persoalan. Sifat optimis termasuk perilaku terpuji yang harus
dimiliki seorang muslim. Karena sifat optimis akan selalu melahirkan pikiran
positif dan prasangka baik kepada Allah. Ciri-ciri orang yang bersifat optimis
antara lain sebagai berikut :
- Memilki harapan yang baik pada saat sebelem melakukan suatu pekerjaan.
- Melakukan sesuatu dengan sepenuh hati dan rasa senang.
- Mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya.
- Melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan.
- Dalam situasi sulit selalu menganggap masih ada kesempatan untuk berhasil.
- Memiliki wajah berseri-seri dan mudah tersenyum
B. IKHTIAR
Ikhtiar adalah berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai
suatu harapan, keinginan, atau cita-cita. Contoh-contoh ikhtiar adalah sebagai
berikut.
- Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.
- Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
- Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat atau mengurangi pengeluaran.
- Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga kebersihan dan berolah raga.
- Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat.
Usaha-usaha tersebut merupakan bagian penting yang harus
dilakukan oleh manusia.
C. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah atas hasil usaha
kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Dengan kata lain
tawakal adalah berserah diri kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah
melakukan usaha atau ikhtiar.
Ayat-ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan optimis, ikhtiar dan tawakal. Bacalah ayat yang mulia ini dengan tartil dan pelajari artinya!
1. Q.S.
az-Zumar/39: 53
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh,
Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang”
(Q.S. az-Zumar/39:53)
Di dalam ayat
ini Allah Swt. menyeru hamba-hamba-Nya yang melampaui batas agar tidak berputus
asa dari rahmat Allah Swt. Perbuatan yang melampaui batas artinya adalah
perbuatan dosa, perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah Swt. Hukum dan
ketentuan Allah sudah tertulis di dalam al-Qur'an dan al-Hadis.
Jadi, setiap
perbuatan yang bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadis adalah perbuatan
melampaui batas atau perbuatan dosa. Dosa kecil ataupun dosa besar yang pernah
dilakukan seseorang harus segera dimintakan ampunan (magh!rah) kepada Allah
Swt. Allah Swt. memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
2. Q.S.
an-Najm/53: 39-42
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.
Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya
(segala sesuatu).” (Q.S. an-Najm/53:39-42)
Arti perkata (mufradad)
Melalui ayat ini
Allah Swt. berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang yang mau
berusaha keras. Setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup
hendaknya diawali dengan niat karena Allah Swt. semata. Seorang pedagang
menjajakan dagangannya di pasar dengan penuh harap akan mendapatkanrezeki
banyak.
3.
Q.S. Ali Imran/3: 159
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S.
Ali Imran/3: 159)
Arti
perkata (mufradad)
Ayat
ini mengandung pesan-pesan mulia bagi umat Nabi Muhammad Saw. Melalui ayat ini
Allah Swt. menyatakan bahwa Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang
lemah lembut, santun, dan berbudi pekerti luhur. Akhlak mulia Rasulullah
saw. tersebut merupakan rahmat dari Allah Swt. Rahmat Allah Swt. merupakan
karunia sangat berharga bagi kehidupan seorang manusia. Kita harus berusaha dan
berdoa supaya mendapat rahmat dari Allah Swt.
Usaha-usaha
untuk mendapatkan rahmat Allah Swt. diantaranya dengan selalu mendekatkan
diri kepada-Nya, melaksanakan semua perintah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
TAJWID
1. Hukum Bacaan Qalqalah
Qalqalah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa qalqalah dapat diartikan pantulan
suara. Dalam ilmu tajwid qalqalah berarti pantulan suara dari
salah satu huruf qalqalah.
Huruf qalqalah ada lima, yaitu:
1. ب (Ba')
2. ج (Jim)
3. د (Dal)
4. ط (Tha)
5. ق (Qaf)
Bacaan qalqalah terjadi jika salah
satu huruf qalqalah berharakat sukun. Cara membacanya dengan dipantulkan
huruf qalqalah tersebut.
Hukum bacaan qalqalah terdiri atas dua
jenis, yaitu qalqalah sugra dan qalqalah kubra.
1.
Bacaan Qalqalah Sugra
Bacaan qalqalah sugra terjadi jika salah satu dari lima
huruf qalqalah berharakat sukun dan bertempat di tengah kata. Cara membaca
bacaan qalqalah sugra dipantulkan dengan ringan atau tipis.
Contoh Qalqalah Sugra:
Huruf ج ب ط yang ada pada contoh di atas dibaca memantul dengan ringan atau tipis.
2. Bacaan Qalqalah Kubra
Bacaan qalqalah kubra- terjadi jika salah satu dari lima huruf qalqalah berharakat sukun pada
akhir kata dan dibaca mati/sukun. Cara membacanya adalah dipantulkan dengan berat atau tebal
Contoh Qalqalah Kubra:
Huruf qalqalah د dan ق yang ada pada contoh di atas dibaca memantul dengan tebal atau berat.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
jika membaca ayat Al-Qur’an dan bertemu dengan
bacaan qalqalah. Perhatikan dengan saksama
huruf qalqalah yang kita temui apakah qalqalah kubra atau qalqalah sugra.
Jika qalqalah sugra, kita harus membacanya memantul dengan tipis
atau ringan. Sebaliknya, jika
qalqalah kubra yang ditemui, kita harus membacanya memantul dengan tebal atau berat.
2. Hukum Bacaan Ro’ (ر) Tafkhim dan Tarqiq
Hukum Bacaan Ro'
Dalam ilmu tajwid hukum
bacaan ro' dibagi menjadi dua , yaitu ro’ tafkhim dan ro’ tarqiq. Yang
dimaksud
dengan tafkhim adalah menebalkan suara dengan gema dalam mulut. Adapun
tarqiq artinya
tipis, yaitu dengan sedikit senyum ketika melafalkan huruf ro'.
1. Tafkhim/tebal
Ro’ yang dibaca tebal adalah:
a. Apabila ro’berharakat fathah atau
fathah tanwin
fathah tanwin
وَامْرَأَتُهُ - فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ - نَارًا ذَاتَ
b. Apabila ro’berharakat dhommah atau
dhommah tanwin
dhommah tanwin
وَرُسُلِهِ - وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ - نَارٌ حَامِيَةٌ
c. Apabila ro’sukun dan huruf
sebelumnya berharakat fathah
sebelumnya berharakat fathah
وَأَرْسَلَ - كِتَابٌ مَرْقُومٌ
d. Apabila ro’sukun dan huruf
sebelumnya berharakat dhommah
sebelumnya berharakat dhommah
وَمَا أُرْسِلُوا - وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا
e. Apabila ro’sukun
dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah aridhah atau kasrah bukan asli yaitu kasrah yang terdapat pada hamzah washal, tetapi diwashalkan sehingga hamzah itu tidak terbaca
sebelumnya berharakat kasrah aridhah atau kasrah bukan asli yaitu kasrah yang terdapat pada hamzah washal, tetapi diwashalkan sehingga hamzah itu tidak terbaca
اِرْجِعِي - وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى
f. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan
huruf sebelumnya berharakat fathah
huruf sebelumnya berharakat fathah
وَخَسَفَ الْقَمَرُ۞ - وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ۞ - كَلَّا لَا وَزَرَ۞
g. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan
huruf sebelumnya berharakat dhommah
huruf sebelumnya berharakat dhommah
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ۞
h. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan
sebelumnya huruf mati selain ya’ yang
sebelumnya ada fathah
sebelumnya huruf mati selain ya’ yang
sebelumnya ada fathah
وَالْعَصْرِ۞ - وَالْفَجْرِ۞ - وَلَيَالٍ عَشْرٍ۞
i. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada dhommah
j. Apabila ada ro’ sukun yang huruf
sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya adalah huruf isti’la:
(خ ص ض ط ظ غ ق) yang tidak berharakat kasrah
sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya adalah huruf isti’la:
(خ ص ض ط ظ غ ق) yang tidak berharakat kasrah
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا - وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ
k. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan
sebelumnya huruf isti’la yang mati.
sebelumnya huruf isti’la yang mati.
مِنْ مِّصْرَ۞ – عَيْنَ الْقِطْرِ۞
NB: Imam Al-Jazari mentafkhimkan
(مِنْ مِّصْرَ) dan mentarqiqan (عَيْنَ الْقِطْرِ).
(مِنْ مِّصْرَ) dan mentarqiqan (عَيْنَ الْقِطْرِ).
2. Tarqiq/tipis
Ro’ yang dibaca tipis adalah:
a. Apabila ro’ berharokat kasroh atau kasroh tanwin
وَطُورِ سِينِينَ - مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ
b. Ro’ sukun dan sebelumnya huruf yang berharokat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’la
وَفِرْعَوْنَ – فِيْ مِرْيَةٍ
c.Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat kasroh
إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ۞ - يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ۞
d.Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada kasroh
لِذِي حِجْرٍ۞ - سِـحْـرٌ۞
e.Ro’ sukun karena diwaqofkan dan huruf sebelumnya ya’ sukun
وَأَجْرٌ كَبِيرٌ۞ – خَيْرٌ۞
NB:
Ada juga ro’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq yaitu ro’ sukun
sebelumnya kasroh dan sesudahnya huruf isti’la yang berharokat kasroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar